Wellcome


Wellcome to Haranabu Chikanatsu Blog - Selamat Datang di Haranobu Chikanatsu Blog

Search

Thursday 16 May 2019

Segitiga Exposure pada Fotografi | ISO Aperture dan Shutter Speed




Pernahkah kamu memperhatikan dalam setiap menu kamera digital terdapat tampilan seperti F/3,5 atau ISO 1600 atau pun 1/125. 3 hal itu disebut sebagai Exposure Triangle atau Segitiga Exposure bahasa Indonesianya. satu sama lain dari 3 hal itu saling berhubungan dalam fotografi atau videografi dan menghasilkan berbagai macam kombinasi, misal untuk membuat foto long exposure, atau foto dengan background yang blur.


Sebelumnya, Istilah pada Kamera Digital

ISO memiliki pengertian sebagai volume atau banyaknya cahaya yang akan ditampung oleh kamera, kita bisa beranggapan ISO adalah sebuah wadah semacam ember atau kolam, semakin besar ISO semakin besar cahaya yang di tampung. jika ISO terlalu besar bisa mengakibatkan muculnya bintik bintik (noise) karena sensor terlalu banyak terkena cahaya.

Secara garis besar:
  • Saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
  • Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi: 1/500 detik.
  • Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1 stop.


Shutter Speed adalah lamanya waktu shutter atau rana terbuka / lamanya waktu yang digunakan oleh sensor untuk melihat obyek atau gambar. shutter speed rendah maka rana akan terbuka lebih lama, cahaya masuk lebih banyak. digunakan untuk memotret sebuah gerakan dari object misal gerakan lampu mobil atau motor atau memotret dengan komposisi yang lembut misal air terjun, untuk memotret dalam shutter speed rendah sebaiknya menggunakan tripod agar gambar tidak goyang atau kabur. Sedangkan sebaliknya shutter speed cepat maka rana terbuka lebih cepat, cahaya masuk lebih sedikit. Biasanya digunakan untuk membekukan gerakan pada object yang cepat, seperti orang yang sedang berlari atau membuat foto levitasi.

Baca Juga, APSC vs Full Frame vs Medium Format


Aperture (Bukaan) adalah ukuran dari terbukanya Diafragma pada lensa. Menurut Wikipedia, besaran bukaan diafragma atau aperture merupakan hasil pembagian dari panjang fokus lensa atau focal length dengan nilai aperture itu sendiri. Misalnya jika focal length pada lensa adalah 100mm dan nilai aperture adalah f/4, maka itu artinya aperture akan terbuka dengan diameter 25mm (100 dibagi 4).
semakin besar angka f/ maka semakin kecil aperture terbuka dan sebaliknya. angka f/ berpengaruh pada fokus gambar.

Semakin besar aperture yang kita gunakan maka gambar akan memiliki efek DOF (Depth of Field) yang lebih pekat sehingga gambar akan telihat lebih berfokus pada objek yang kita bidik, sedangkan objek lain yang berada di depan atau belakangnya akan terlihat blur. Sebaliknya, jika kita melakukan setting aperture yang kecil maka fokus gambar akan lebih merata.





No comments:

Populer Minggu Ini