Wellcome


Wellcome to Haranabu Chikanatsu Blog - Selamat Datang di Haranobu Chikanatsu Blog

Search

Wednesday, 3 December 2014

Foto Musim Dingin di Jepang

Ohayou gozaimasu

Menyambut Musim Salju di Jepang admin akan share beberapa foto foto musim salju

FUYU ( MUSIM DINGIN ) 冬 ; ふゆ
Ditandai dengan turunnya butir-
butir salju pertama di awal
Desember.

Di beberapa daerah
seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa mencapai -20 derajat celcius. Rata-rata aktivitas orang-
orang Jepang di musim dingin ini, adalah bermain ski, snowboard, dan es skating. Serta ONSEN / hot spring (Pemandian air panas). Musim dingin atau fuyu merupakan musim paling berat bagi orang Jepang karena mereka harus melawan suhu yang ekstrem. Musim ini pun berlangsung cukup lama, dari Desember hingga Februari. Pada musim ini, jika salju turun, jalanan menjadi berair dan licin. Mobil perlu memakai ban khusus agar tidak mudah tergelincir.

Di musim dingin ada yuki matsuri (festival salju) terbesar yang diadakan di Sapporo, Pulau Hokkaido. Wisatawan dari dalam dan luar negeri berdatangan ke festival yang berlangsung selama seminggu di awal Februari itu. Pada musim ini orang Jepang biasanya bermain ski, snowboard, dan membuat boneka salju. Saat musim dingin, udara menjadi kering. Hal itu dapat menyebabkan bibir dan kulit pecah.

Salah satunya yang terkenal di Jepang adalah Sapporo Yuki Matsuri dikota Hokkaido, yang merupakan festival musim dingin terbesar dijepang.Setiap tahunnya festival ini menarik kurang lebih 2 juta pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin menyaksikan ratusan patung salju dan pahatan es yang menghiasi dari Taman Odori, lapangan di Satoland, dan jalanan utama di Susukino. Selama 7 hari di bulan Februari mata kita akan dimanjakan oleh patung – patung salju dan ukiran es yang indah.

Festival ini pertama kali diadakan pada tahun 1950 oleh 6 orang siswa SMA yang mengadakan lomba pahat salju kecil – kecilan, semakin lama semakin banyak anak – anak yang berpartisipasi. Pada tahun 1955 pasukan beladiri Jepang ikut membantu membuatkan pahatan es raksasa
yang akhirnya membuat festival ini dikenal masyarakat luas. Tidak hanya pahatan es, dalam festival ini mereka juga bisa menikmati pertunjukkan music, kembang api, seluncuran es dan perang
bola salju beramai – ramai.








Indahnya Pemangan salju membuat saya kepengin sekali pergi ke jepang, melihat salju turun secara langsung. bermain salju. main sky hahaha




apalagi ketemu cewek cewek cantik kaya dibawah  ^_^







Tapi asal jangan kejadian seperti ini ><



Apalagi sampe kaya gini


 

Tuesday, 2 December 2014

Sejarah Teh Poci Tegal dan Rasanya

SEJARAH TEH POCI 



Tegal, kota yang posisi geografisnya di dataran rendah, sebenarnya tidak memiliki perkebunan teh. Namun, tradisi minum teh di daerah ini sangat kental dibandingkan dengan di kota lain yang juga berada di pesisir utara Jawa Tengah. Teh poci yang kita kenal saat ini rupanya sudah mengalami perjalanan panjang sejak dari sebelum masa penjajahan. Meski dalam sejarah kerap dijelaskan bahwa komoditi teh masuk ke Indonesia dibawa oleh kolonial pada masa tanam paksa, rupanya sejarah tidak hanya berhenti di sana.

Teh poci adalah salah satu buktinya. Berasal dari Tegal, teh ini kini memang telah menyebar ke berbagai kota di Pulau Jawa - terutama Jawa Tengah. Menurut antropolog Pande Made Kutanegara dalam tegalkota.go.id, budaya minum teh di Tegal ini sendiri dibawa oleh imigran dari Cina yang menetap di Tegal. Pada masa itu, Tegal memang merupakan salah satu kota besar yang menjadi pusat perdagangan dan memiliki pelabuhan besar. Tak heran banyak pedagang Cina yang kemudian menetap di sana. Budaya minum teh dari Cina yang diserap oleh masyarakat Tegal sebenarnya sekilas tampak dari cara penyajian teh poci. Penggunaan poci yang terbuat dari tanah liat merupakan salah satu cara membuat teh yang dikembangkan oleh Cina di daerah Yixing pada masa Dinasti Ming, ketika penggunaan balok dan bubuk teh digantikan oleh daun teh. Bentuk gelasnya yang asli pun berbeda dengan cangkir pada umumnya.

Gelas di teh poci berbentuk seperti mangkuk kecil dan juga terbuat dari tanah liat. Di Cina, penggunaan gelas yang berbentuk mangkuk kecil ini rupanya memiliki fungsi tersendiri, yaitu menyatukan aroma teh dan langsung dapat tercium oleh hidung. Otomatis ini menambah rasa dari teh itu sendiri. Seperti asalnya, di Tegal teh poci juga dibuat dengan cara memasukkan daun teh ke dalam poci, memenuhinya dengan air panas, dan menunggunya hingga aroma teh keluar. Namun untuk teh poci, biasanya dinikmat dengan gula batu yang disajikan di gelas-gelasnya sebagai pemanis.

Ada kepercayaan bahwa setelah menggunakannya untuk menyajikan teh, bagian dalam poci tidak pernah dicuci bersih, hanya dibuang daunnya. Menurut mereka, semakin tebal lapisan keraknya akan memberikan rasa yang semakin nikmat. Untuk rasa, teh poci tidak memiliki rasa yang sama dengan rasa teh Cina. Ini ada hubungannya dengan kehadiran kolonial dan sistem tanam paksanya. Ketika daerah Tegal dan sekitarnya digunakan untuk perkebunan teh, kolonial mengirim hasil teh yang berkualitas tinggi ke negaranya dan sisanya yang berkualitas rendah tidak digunakan. Daun-daun teh yang tidak terpakai ini digunakan oleh masyarakat untuk membuat teh. Kondisi itu membentuk selera konsumsi orang Tegal terhadap teh.

Dalam perkembangannya, teh di Tegal kemudian diolah dengan aroma bunga melati agar lebih enak dinikmati. Sejarah boleh membentuk selera. Yang jelas, selera terhadap cita rasa teh yang agak sepet itu justru membuka peluang bagi pengusaha untuk membuka pabrik teh di Tegal. Sekarang ini di Tegal ada empat pabrik teh besar yang menguasai pasar dalam negeri, yaitu teh 2 Tang, Teh Poci, Teh Tong Tji, dan Teh Gopek. Keempat pabrik teh itu berdiri hampir bersamaan, yaitu sekitar tahun 1940-an.

Kehadiran empat pabrik teh di Tegal, menurut Eko Handoko (34), generasi ketiga pemilik teh 2 Tang, karena posisi Tegal dekat dengan Pekalongan yang menjadi daerah perkebunan melati. Sebagian besar teh yang diproses di Tegal adalah teh beraroma bunga melati. Di wilayah Tegal sendiri sekarang sudah ada perkebunan bunga melati yang dikelola oleh masyarakat, yaitu di Desa Suradadi dan Sidoharjo.


Citra Tegal sebagai kota teh dimanfaatkan oleh keempat pabrik teh tersebut untuk berebut memasang logo pabrik mereka di setiap rumah makan. Sepanjang pengamatan, tidak ada warung makan yang tidak memasang logo teh 2 Tang, Teh Poci, Teh Tong Tji, atau Teh Gopek di warungnya. Bagi orang Tegal, teh bukan sekadar bahan baku untuk membuat minuman, melainkan juga memiliki fungsi lain, salah satunya adalah sebagai cendera mata. Ketika seseorang menggelar hajatan, bubuk teh dalam kemasan kecil, yaitu sebesar kotak korek api, dibagikan kepada tamu sebagai kenang-kenangan. Itulah bentuk cinta orang Tegal terhadap teh.


Saturday, 29 November 2014

Situs Semedo, Penemuan Terbaru Dunia Purba

Situs Semedo merupakan situs manusia purba yang relatif baru ditemukan. Secara administratif situs ini terletak di Desa Semedo, kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Propensi Jawa Tengah.


Situs ini mulai dikenal sejak tahun 2005, ketika beberapa orang penduduk Desa Semedo – Dakri, Duman, Sunardi, Anshori – menemukan fosil-fosil binatang vertebrata di kawasan hutan Semedo, kemudian LSM Gerbang Mataram mengekspos temuan fosil-fosil binatang vertebrata dari hutan Semedo ke media cetak dan elektronik. Selanjutnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal melaporkan temuan tersebut kepada Bupati Tegal, dan meminta kepada Balai Arkeologi Yogyakarta untuk melakukan penelitian. Mengingat temuan tersebut sangat penting dan dapat memberikan gambaran mengenai evolusi fauna dan lingkungan purba pada Kala Plestosen, khususnya di Kabupaten Tegal, maka Balai Arkeologi Yogyakarta segera melakukan peninjauan ke lokasi penemuan guna melakukan identifikasi temuan dan pengelolaan situs ke depannya.

Secara umum, hasil-hasil penelitian di Situs Semedo yang pernah dilakukan oleh BPSMP SANGIRAN dan Balai Arkeologi Yogyakarta hingga tahun 2013 antara lain :

a. Cakupan wilayah: distribusi lateral Situs Semedo mencakup wilayah sekitar 2,5 kilometer persegi, yang apabila dilakukan penelitian yang intensif lagi dapat mencakup wilayah yang lebih luas lagi.

b. Hasil pengamatan stratigrafi di daerah penelitian menunjukkan 2 komponen utama perlapisan batuan, yaitu lapisan tegalan yang secara intensif merupakan lapisan tanah hasil pelapukkan batuan dan batuan induk berupa lapisan pasir lateritik berwarna coklat kekuningan, keras, kompak.

c. Paleontologi: jenis-jenis fauna yang telah teridentifikasi meliputi Elephantidae (gajah purba), Bovidae (kerbau, sapi, banteng), Cervidae (sejenis rusa), Rhinoceros sp (badak), Suidae (babi), Hippopotamus sp (kuda nil), Canidae, Felidae, Hyaenidae, Chelonidae (penyu), Crocodilidae (buaya), dan Lamnidae (ikan hiu), kemudian sisa avertebrata meliputi phylum Ceolenterata, Echinodermata, dan moluska.

d. Arkeologi: telah ditemukan himpunan artefak litik di Situs Semedo berupa alat batu massif dan non-massif. Alat batu massif terdiri dari kapak penetak (chopping), kapak perimbas (chopper), kapak genggam (hand axe), batu berfaset (polyhedral), batu inti (core), dan batu pukul (percutor), sedangkan alat batu non-massif berupa alat serpih, serpih, serut, gurdi, serpihan non-intensional (analis: Indah Asikin Nurani, dan Sofwan Nurwidi). Bahan koral kersikan ini hanya ditemukan di Situs Semedo dan menjadi ciri utama situs ini, karena disitus-situs paleolitik yang lain belum pernah ditemukan bahan alat dari koral kersikan.

e. Paleoantropologi: telah ditemukan atap tengkorak Homo erectus dari awal Plestosen Tengah yang diperkirakan berumur 700.000 ribu tahun yang lalu, namun belum diketahui lokasi pengendapan aslinya.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa Situs Semedo adalah situs Kala Plestosen baru yang mampu menunjukkan potensi luar biasa bagi pemahaman evolusi lingkungan, fauna, manusia purba pada Kala Plestosen di Jawa.


(Source : kemendikbud)


PERBUKITAN Semedo terhampar sekitar 2,5 kilometer di  baratdaya Desa Semedo. Di sanalah ragam fosil ditemukan. Situs itu berada di area terbuka hutan pohon jati antara desa dan bukit setinggi 148 meter di atas permukaan laut.

Area hutan itu masuk wilayah Perhutani Pemalang. Dalam perjalanan menuju ke lokasi itu, kita disuguhi pemandangan tegal yang ditanami tebu serta hamparan perbukitan di sisi selatan jalan. Jalan menuju ke sana masih diperbaiki.

Area perbukitan di semeedo memang tak tampak terikat dalam rentang sejarah evolusi manusia Jawa yang panjang. Namun jika merunut ke situs Sangiran dan fisiografi Pulau Jawa, Semedo merupakan bagian paling barat dari jajaran Pegunungan Serayu Utara dan daerah batas dengan jajaran Bogor, Jawa Barat. Daerah itu terdorong ke atas oleh gerakan geosinklinal Jawa bagian utara dan setelah melewati Kala Plestosen Bawah sekitar 1,8 juta tahun lalu tertutup endapan vulkanik.

Ada kemungkinan, bersama Cijulang, Prupuk, Bumiayu, dan Ajibarang, kawasan Semedo merupakan batas Pulau Jawa bagian timur pada akhir Kala Pliosen, ketika Jawa Tengah dan Jawa Barat masih berada di bawah laut sekitar 2,4 juta tahun lalu.
Gambaran itu menjelaskan, Semedo adalah ladang kehidupan bersejarah. Kini, Semedo terbuka luas bagi para peneliti dalam dan luar negeri untuk mengkaji lebih lanjut. Semedo siap menjadi laboratorium arkeologi dunia. Masih banyak misteri tersimpan di perbukitan Semedo.

Semedo merupakan nama desa sekaligus perbukitan yang menyatu dengan Pegunungan Serayu Utara di Kecamatan Kedungbanteng, 30 kilometer sebelah timur kota Slawi atau 20 kilometer dari Suradadi, Kabupaten Tegal. Semedo semula hanya sebuah desa biasa. Sebagian besar penduduknya petani. Mereka membuka lahan perbukitan untuk bercocok tanam. Tahun 2005, Dakri (58), petani dan pencari kayu bakar dari Semedo, menemukan batu menyerupai tulang seperti kaki gajah. Dia menempatkan batu itu sebagai hiasan di teras rumah. "Setelah itu makin banyak yang menemukan batuan berbentuk tulang di Semedo," kata Dakri.

Penduduk yang menemukan fosil sejenis antara lain Duman, Sunardi, dan Ansori. Dakri menuturkan saat menemukan tulang-belulang mereka tak tahu itu fosil. Tulang-belulang itu berat dan besar.
Makin hari kian banyak tulang ditemukan. Tulang yang diyakini sebagai fosil binatang purba itu digeletakkan begitu saja di sekitar rumah mereka. Mei 2011 ditemukan fosil manusia purba jenis <I>Homo Erectus<P>. Dakri menemukan fosil itu di aliran Sungai Kawi, Semedo. Fosil yang ditemukan berupa kepingan tengkorak, yang diperkirakan sisa peninggalan Kala Pleistosen Tengah 700.000 tahun lalu. Ditemukan pula fosil binatang purba seperti tulang gajah, babi, macan, dan ikan hiu.

Fosil-fosil itu diperkirakan dari binatang purba, seperti Mastodon sp, Stegodon sp, Elephas sp (gajah purba), Rhinoceros sp (badak), Hippopotamus sp (kuda nil), Cervidas (sejenis rusa), Suidae (sejenis babi), Bovidae (sapi, kerbau, banteng), yang hidup antara 1,2 juta dan 0,4 juta tahun lalu di Semedo.
Melengkapi temuan fosil, di lokasi tersebut juga ditemukan kapak penetak (chopping tool), serpih (flake), serut (scrapper), tatal/limbah (ebris). Ada juga batu yang digunakan sebagai alat, antara lain jenis batu rijang (chert), batu gamping kersikan (silisifide limestone), dan batu kalsedon.

Penemuan itu tentu menguatkan bahwa Semedo dulu tak hanya ditinggali binatang purba, tetapi hidup juga manusia purba. Bukit itu pun menjadi bukti nyata ada leluhur manusia pada zaman dahulu. Temuan itu menjadi bahan penelitian untuk mengungkap kehidupan manusia purba yang berperadaban tinggi dengan bukti alat berburu yang tergolong modern pada zamannya.




RENCANA PEMBANGUNAN SITUS SEMEDO

Museum manusia purba Semedo di Desa Semedo, Kacamatan Kedung Banteng, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, akan dibangun pada 2015. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal membangun museum itu di atas tanah seluas 1,5 hektar dengan anggaran Rp 5 miliar.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Harry Widianto mengatakan, fosil yang ditemukan di Semedo mencapai ribuan dan artefak sekitar 400 buah. Fosil dan artefak itu sudah saatnya dipajang di museum yang layak sehingga dapat bercerita dan terpelihara.

Fosil dan artefak di Semedo ditemukan sejak tahun 2005. Warga terus menemukan jejak manusia purba. Beberapa hari lalu, warga menemukan rahang babi hutan. Untuk sementara, koleksi itu ditampung di rumah Dakhri, salah seorang warga di Semedo.

Persebaran manusia purba

Dalam buku Nafas Sangiran Nafas Situs Semedo (2011), Harry menuliskan, situs dengan diameter mencapai 3,5 kilometer itu menggambarkan persebaran manusia purba di wilayah barat Jawa Tengah. Semedo merupakan bagian paling barat dari jajaran pegunungan Serayu Utara dan merupakan daerah batas dengan jajaran Bogor di Jawa Barat.

Daerah itu terdorong ke atas oleh gerakan geosinklinal Pulau Jawa bagian utara yang setelah melewati Kala Plestosen Bawah sekitar 1,8 juta tahun lalu lantas tertutup endapan vulkanik.

Sebelum ditemukan fosil di Semedo pada 2005, orang mengenal manusia purba Homo erectus hanya ada di wilayah timur Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Sangiran, Trinil, dan Trowulan. Pada 2011, ditemukan tengkorak di daerah Semedo. Fauna yang ditemukan pun menunjukkan usia sangat tua, melebihi yang ada di Sangiran.

Yusuf Efendi, pamong budaya Kemdikbud di Kabupaten Tegal, mengatakan, dunia harus berterima kasih kepada para penemu fosil di Semedo, yakni Dakhri, Duman, Sunardi, dan Ansori. Mereka yang mulanya menemukan fosil dan artefak pada 2005 saat mencari kayu bakar di bukit Semedo. Dakhri pula yang menemukan tengkorak Homo erectus pada 2011.



(sumber gambar dari google)



Tanggapan saya

Tentunya saya sebagai warga tegal merasa bangga dengan adanya situs semedo ini, karena disaat para ilmuan dunia kebingungan mencari data untuk penelitian selanjutnya. Tegal dengan hadirnya Semedo ini menjadi tujuan penelitian ilmuan dari seluruh dunia. Saya berharap semoga pembangunan situs ini lancar dan dengan hadirnya Situs semdo ini semoga bisa bermanfaat untuk warga Tegal khususnya. dan Warga Negara Indonesia pada umumnya.

Friday, 28 November 2014

Kumpulan Link Download Tablature Lagu Jepang Part2

Selamat sore Gan.. Sis...Sebelumnya saya telah share  Link Download Tablature Lagu Jepang Part1
dan pada Kesempatan ini saya bagikan Kumpulan Link Download Tablature Lagu Jepang Part2.
Bagi yang suka dengan lagu lagu jepang terutama Japanese Rock dan Visual Kei. Silahkan Sedot...!!


Link Download Tablature Guitar pro 5 Maximum The Hormone
Disini atau Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 One Ok Rock
Disini atau Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Pierrot 
Disini atau Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Siam Shade  
Disini  atau Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Glay    
Disini  atau  Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Janne Da Arc 
   Disini    atau   Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Judy and Marry  
Disini    atau  Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Luna Sea  
Disini    atau   Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Do As Infinity  
Disini   atau   Disana



Link Download Tablature Guitar pro 5 Akb48
Disini atau Disana



Cukup sekian dulu, Thx for visit my blog
 tunggu Update selanjutnya yaa~



Kumpulan Link Download Tablature Lagu Jepang Part1

OHAYOU GOZAIMASU!!!!!!!
kono toki, watashi ga nihon no ongaku no taburasuru o she~a ru.
*bener gak ya bahasa jepang nya* plaakkk

(selamat pagi. kali ini saya share kan tablature lagu jepang)

Versailles

Vamps

Laruku

the GazettE

an Cafe

Alice Nine

Asian Kung-fu Generation

Acid black Cherry


*keterangan
File dalam bentuk rar, Ukuran dibawah 1 MB semua
 tinggal extract.

Sekian dulu ya

YOROSHIKU ONeGAISHIMASU!!






Populer Minggu Ini